Kamis, 03 September 2015

Telapak kaki emas di negeriku



 
Tradisi abdau adalah bagian dari parade budaya lokal di Negeri Tulehu, yang terletak di sebelah timur kota Ambon , Maluku atau sekitar 25 kilometer dari Ambon. Parade budaya ini dirayakan setiap tahun pada Hari Raya Idul Kurban. Atraksi abdau dilakukan dengan cara, ratusan pemuda dengan sekuat tenaga memperebutkan sebuah bendera bertuliskan huruf arab warna putih “Lailaha ilallah muhammadarrasulullah” (Kami bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah). 
Bendera hijau berenda benang kuning emas itu diikatkan ke tongkat bambu sepanjang 2 meter. Warna hijau melambangkan kesuburan, warna kuning emas melambangkan kemakmuran.
Nuansa kekerasan sangat kental dalam ritual ini. Ratusan pemuda, tua dan muda berdesak-desakan, ada yang melompat dari atas pagar atau atap rumah supaya bisa berada di atas kerumunan dan berjalan di atas tubuh-tubuh yang sedang berebut bendera. Tak jarang, mereka yang berdiri di atas tubuh teman-temannya jatuh ke tanah dan terinjak kerumunan yang sedang bersemangat tinggi. 
Ritual ini sudah menjadi sebuah tradisi dan budaya yang sangat kental dan turun temurun dari jaman dahulu hinggab sekarang. Dan pada saat Hari Raya Idul Adha semua pemuda-pemudi Tulehu, yang muda ataupun tua sangat berantusias untuk mengikuti ritual ini.

Sagu mentah biasanya dipakai untuk membuat papeda. Bagi yang belum mengenalnya, papeda atau bubur sagu ini benar-benar mirip sepiring lem untuk menempelkan wallpaper ke dinding. Buburnya tawar – tidak ada rasanya. Karena itu, papeda harus dimakan dengan kuah yang sangat kaya citarasanya, misalnya: ikan kuah asam – yaitu semacam sup ikan dengan citarasa asam.


Ada dua macam ikan kuah asam: bening dan kuning. Yang kuning tentu saja memakai kunyit, ditambah kemiri. Untuk menciptakan rasa asam, biasanya dipakai blimbing sayur atau blimbing wuluh, dan lemon cina (lemon cui dalam bahasa Manado, semacam jeruk nipis yang isinya kuning-jingga dan beraroma harum).
Makanan ini merupakan makanan khas penduduk desa Tulehu yang dipercaya banyak manfaatnya. Salah satunya  papeda memberikan efek mengenyangkan, tetapi tidak menyebabkan gemuk dan papeda ini juga tidak cepat meningkatkan kadar glukosa dalam darah  sehingga dapat dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus / kencing manis.




Ciri khas dari Tulehu adalah sebagai kampung sepakbola. Seperti namanya, desa ini banyak melahirkan pemain-pemain berbakat dan telah membawa nama Indonesia di berbagai ajang sepakbola.Pemain asal tulehu yang telah mengharumkan nama Indonesiai seperti Alfin Ismail Tuasalamony, Riski Ramdani Lestaluhu, Riski Ahmad Sanjaya Pellu, Irfendi Aljubaidi , Muhammad Rifad Marasabessy , M Alwi Slamat dan masih banyak pemain lainnya.
Tulehu adalah habitat “Burung Garuda” di ujung Timur laut pulau Ambon ini yang berjarak 24 km dari pusat kota tepatnya berada di Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah, disinilah banyak anak- anak garuda yang mampu membawa bola kaki berkali – kali dengan lincah.

sumber :   http://www.kompasiana.com/kompasianeramboina/telapak-kaki-emas-di-negeriku_55546831b67e616514ba54ab
https://wahyuslam.wordpress.com/2012/08/08/makanan-khas-tulehu-maluku/
https://www.google.com/search?q=budaya+tulehu&ie=utf-8&oe=utf-8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar